Soe hok gie, lahir disaat perang tengah berkecamuk di pasifik. dididik dikeluarga yang perekonomiannya tidak begitu buruk namun berada di lingkungan yang kebanyakan perekonomiannya sangat memprihatinkan, Dia yang anak seorang penulis rupanya tidak beda dengan ayahnya. Rajin menuliskan kejadian dan pengalaman kesehariannya. Dari catatan hariannya kita bisa tau kalau sejak kecil dia memang cerdas. dari cara dia memprotes seorang guru yang memang "kurang pintar", sampai kritikan dia kepada seorang Presiden yang memiliki kharisma yang begitu hebat. sampai-sampai dalam sebuah catatannya, dia sebagai seorang dosen mendapat makian dari teman maupun mahasiswanya dikarenakan kefrontalannya memberikan kritikan. musuhnya banyak... karena keidealismean dia. karena kejujurannya. Sayangnya di buku ini ada catatan yang hilang. dan catatan yang hilang ini pada masa waktu sebelum dan sesudah terjadinya tragedi G30S.
Dibuku ini kita akan terbawa pada suasana saat itu. bersama teman2 kecil soe, tentang guru/pembimbingnya semasa sekolah, tentang sahabat soe di kampus UI, tentang pemimpin2 negri serta kebobrokannya. tentang gunung, dan akhirnya kita akan mengerti bagaimana pola pemikiran seorang soe hok gie.
Buku bagus. mungkin terlalu subyektif. namun pantas dibaca untuk melihat ketulusan seorang patriot sejati. berperang bukan hanya dengan senapan, mesiu ataupun pedang. pena, bsia menjadi senjata yang sangat ampuh jika dilambari dengan pemikiran cerdas dan hati yang tulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar